Pekan kedua Juni merupakan saat yang menyenangkan penggemar astronomi karena bisa menyaksikan gerhana bulan sebagian dan transit Venus. “Ini seperti pesta langit buat Indonesia,” ujar Ketua Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung, Taufiq Hidayat, saat ditemui di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin 28 Mei 2012.
Pada Senin, 4 Juni 2012, bulan terbit dengan sebagian permukaannya tertutup bayangan bumi. Peristiwa ini dikenal sebagai gerhana bulan sebagian dan berlangsung selama dua jam.
Indonesia bagian timur seperti Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, dan Papua menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan gerhana bulan sebagian. Dari daerah ini, masyarakat bisa menyaksikan piringan bulan perlahan ditutup oleh bayangan. Peristiwa ini mulai terjadi pada pukul 18.59 WIT.
Di wilayah barat Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, peristiwa gerhana hanya berlangsung selama satu jam hingga pukul 19.06 WIB. Pasalnya, proses awal gerhana sudah terjadi ketika bulan belum terbit. Di Indonesia, gerhana bulan berikutnya baru bisa disaksikan pada 15 April 2014. Ketika itu seluruh permukaan bulan masuk ke dalam bayangan bumi.
Pada Rabu, 6 Juni 2012, fenomena transit Venus bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia ketika matahari terbit. Transit terjadi ketika planet Venus melintas di depan matahari menciptakan bulatan hitam yang bergerak perlahan.
“Ini peristiwa langka yang baru bisa disaksikan 105 tahun lagi. Ini peristiwa sekali seumur hidup,” ujar Taufiq.
Transit langka ini berlangsung selama enam jam. Wilayah timur Indonesia seperti Papua, Maluku, dan Sulawesi lagi-lagi menjadi tempat observasi terbaik. Di daerah ini transit bisa disaksikan sejak pukul 07.09 WIT. Ketika itu matahari baru muncul di balik horizon dan Venus masuk perlahan ke dalam piringan surya. DI wilayah lain, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali baru menyaksikan peristiwa ini saat Venus sudah berada di dalam piringan matahari.
Transit terakhir yang pernah disaksikan manusia terjadi pada tahun 2004. Transit venus, kata Taufiq terjadi berpasang-pasangan dengan jarak 8 tahun. Setiap pasang transit berjarak dengan variasi 105 dan 122 tahun. Transit berikutnya baru terjadi pada 2117.
Sepanjang sejarah, manusia baru menyaksikan tujuh kali transit. Tiga transit terakhir mendapat sambutan meriah dari seluruh dunia. Kemeriahan tersebut dipastikan akan terjadi lagi pada tahun ini. Hanya segelintir negara saja yang tak bisa menyaksikan transit seperti Brazil, Afrika Selatan, dan Portugal. Negara lain di seluruh Asia, Australia, Eropa, Amerika Utara bisa menyaksikan fenomena ini.
0 comments:
Post a Comment