(Foto: )
KUALA LUMPUR - Peneliti asal Malaysia, Indraneil Das mengungkapkan spesies hewan amfibi baru. Das dan timnya menemukan sedikitnya satu spesies katak baru dan menekankan dalam studinya perihal keanekaragaman hayati yang ada di Borneo (pulau Kalimantan secara keseluruhan, termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei).
Dilansir Phys, Senin (21/5/2012), Indraneil Das dari Universiti Malaysia Sarawak mengatakan bahwa katak spesies baru ini memiliki ukuran panjang 4 hingga 5 sentimeter (1,6 sampai 2 inci) dan mampu mengeluarkan suara atau mengerik dengan nyaring. Katak ini berwarna coklat serta memiliki corak belang berwarna gelap.
Tim peneliti menemukan katak ini dalam ekspedisi ke hutan hujan Mount Singai di negara bagian Sarawak, pulan borneo pada September 2010. Mereka kemudian menemukan spesies yang sama di dekat Kubah National Park.
Memastikan apakah spesies ini merupakan spesies katak baru adalah melalui proses ilmiah yang panjang. "Kami mendengar suara yang sebelumnya belum pernah kami dengar. Suara itu berasa dari bawah serasah daun. Itu mungkin mengapa tidak ada seorang pun yang melihat sebelumnya," ujar Das.
Menurutnya, suara (katak) ini sangat khas dan bernada tinggi, keras serta berbunyi berulang-ulang. Kabarnya, katak itu terdaftar sebagai salah satu World's Top 10 Most Wanted Lost Frogs atau 10 katak yang paling diincar dalam kampanye yang dilakukan Conservation International dan grup lainnya.
Peringkat 10 besar katak yang paling dicari tersebut disosialisasikan guna mendorong para ilmuwan di seluruh dunia untuk mencari amfibi yang tidak terlihat selama satu dekade atau lebih. Sementara itu, tahun lalu, Das juga pernah menemukan spesies katak berkaki kurus yang bernama Sambas Stream Toad atau Borneo Rainbow Toad.
Spesies katak berkaki kurus itu konon tidak pernah ditemukan di hutan Borneo selama hampir 90 tahun. Das berharap untuk mempublikasikan temuannya itu untuk menarik perhatian terkait keanekaragaman hayati dan membantu mempromosikan upaya konservasi hutan hujan yang saat ini terancam oleh penebangan dan pembangunan.
Dilansir Phys, Senin (21/5/2012), Indraneil Das dari Universiti Malaysia Sarawak mengatakan bahwa katak spesies baru ini memiliki ukuran panjang 4 hingga 5 sentimeter (1,6 sampai 2 inci) dan mampu mengeluarkan suara atau mengerik dengan nyaring. Katak ini berwarna coklat serta memiliki corak belang berwarna gelap.
Tim peneliti menemukan katak ini dalam ekspedisi ke hutan hujan Mount Singai di negara bagian Sarawak, pulan borneo pada September 2010. Mereka kemudian menemukan spesies yang sama di dekat Kubah National Park.
Memastikan apakah spesies ini merupakan spesies katak baru adalah melalui proses ilmiah yang panjang. "Kami mendengar suara yang sebelumnya belum pernah kami dengar. Suara itu berasa dari bawah serasah daun. Itu mungkin mengapa tidak ada seorang pun yang melihat sebelumnya," ujar Das.
Menurutnya, suara (katak) ini sangat khas dan bernada tinggi, keras serta berbunyi berulang-ulang. Kabarnya, katak itu terdaftar sebagai salah satu World's Top 10 Most Wanted Lost Frogs atau 10 katak yang paling diincar dalam kampanye yang dilakukan Conservation International dan grup lainnya.
Peringkat 10 besar katak yang paling dicari tersebut disosialisasikan guna mendorong para ilmuwan di seluruh dunia untuk mencari amfibi yang tidak terlihat selama satu dekade atau lebih. Sementara itu, tahun lalu, Das juga pernah menemukan spesies katak berkaki kurus yang bernama Sambas Stream Toad atau Borneo Rainbow Toad.
Spesies katak berkaki kurus itu konon tidak pernah ditemukan di hutan Borneo selama hampir 90 tahun. Das berharap untuk mempublikasikan temuannya itu untuk menarik perhatian terkait keanekaragaman hayati dan membantu mempromosikan upaya konservasi hutan hujan yang saat ini terancam oleh penebangan dan pembangunan.
0 comments:
Post a Comment